1.Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan untuk mengutarakan dan menerima pikiran serta perasaan manusia. Dengan mempelajari bahasa, kita berharap dapat lebih memahami bagaimana pikiran manusia menghasilkan dan memproses bahasa tersebut (Chomsky dalam Litera FKIP 2008: 43)
Jika dilihat dari fungsinya, bahasa digunakan sebagai alat komunikasi yang menyampaikan pikiran, perasaan, hasrat, dan kehendak pada orang lain. Untuk itu penguasaan bahasa yang benar sesuai dngan kaedah yang ada, merupakan kunci kelancaran dan kesempurnaan proses komunikasi.
Seseorang tidak dapat menerima dan menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan, hasrat, dan kehendak secara efektif apabila orang tersebut tidak menguasai bahasa sebagai sarananya, secara benar. Bahkan tingkat kualitas kegiatan intelektual seseorang akan sangat ditentukan oleh tingkat penguasaan bahasa yang dimilikinya. Selain untuk berkomunikasi secara langsung dengan menggunakan bahasa lisan, misalnya pidato atau ceramah, seseorang juga dapat berkomunikasi dengan bahasa tulis.
Dalam komunikasi tulis, kita tidak begitu saja dapat melakukannya, tapi butuh ketrampilan untuk menuangkan pikiran, gagasan, perasaan, dan kehendak ke dalam bentuk tulisan.
Atas dasar itu, dan melihat kenyataan bahwa masih banyak penyimpangan yang terjadi dalam proses berbahasa terutama bahasa tulis. Maka penulis berinisiatif mengambil bahan penelitian yang merupakan bagian dari bahasa tulis yaitu: Analisis Kesalahan Ejaan dan Pemakaian Kata Perangkai Dalam Artikel di Kolom Wacana Publik Radar Banten.
2.Rumusan masalah
Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari kegiatan penelitian. Seseorang mengadakan penelitian karena ia ingin mendapatkan jawaban dari masalah yang dihadapinya. Untuk itu terlebih dahulu dipahami secara mendalam berbagai hal yang menyangkut masalah tersebut, baik secara teoritis maupun secara praktis agar penelitian yang dilakukan dapat mencapai hasil yang optimal. Karena itu penulis merumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut:
a.Apakah terdapat kesalahan pemakaian dan penulisan ejaan atau kata penghubung dalam artikel di kolom Wacana Publik Radar Banten?
b.Kesalahan ejaan apa yang terdapat dalam artikel di kolom Wacana Publik Radar Banten?
c.Kekeliruan kata penghubung apa yang terdapat dalam artikel di kolom Wacana Publik Radar Banten?
3.Metode penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara melakukan sesuatu yang telah dipikirkan secara matang-matang, logis, dan disusun secara sistematis untuk mencapai suatu hasil yang optimal.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. metode penelitian deskriptif adalah suatu metode yang tertuju pada sautu pemecahan masalah yangada pada masa sekarang (Surakmad 1994 : 139).
4.Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang digunakan adalah :
a)Teknik pustaka, teknik ini dilandaskan untuk mempelajari beberapa acuan kepustakaan yang relevan dengan tujuan penelitian.
b)Teknik analisis isi, penggunaan teknik ini berdasar pada teori-teori linguistik yang relevan sehingga diharapkan analisis kesalahan ejaan dan pemakaian kata perangkai dalam artikel dapat diperbaiki.
5.SUMBER DATA
Sumber data dalam penelitian ini adalah artikel dalam koran Radar Banten di kolom Wacana Publik, edisi Selasa 23 s/d Sabtu 27 Juni 2009.
6.TEKNIK ANALISIS DATA
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan teknik sebagai berikut:
a)Mendeskripsikan penggunaan ejaan dan pemakaian kata perangkai dalam artikel di kolom Wacana Publik Radar Banten.
b)Menganalisis kesalahan ejaan dan pemakaian kata perangkai dalam artikel di kolom Wacana Publik Radar Banten.
7.HASIL ANALISIS
Setelah diadakan penelitian, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Dari delapan artikel yang ada di kolom Wacana Publik Radar Banten dari edisi 23-27 juni 2009, pada umumnya kesalahan kesalahan masih terdapat pada penggunaan tanda baca di, kata perangkai pada dan dari. Untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan hasil analisis sebagai berikut:
Kesalahan Pemakaian Kata Depan atau Awalani di
Sebagai kata depan di ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya. Dalam hal ini di diikuti oleh kata benda atau nama tempat. Juga merupakan morfem terikat secara sintaksisi, artinya suatu morfem atau bentuk baru yang mempunyai arti pasti, apabila dihubungkan dengan morfem lain sehingga membentuk kelompok kata atau kalimat (Kusno B. Santoso 1990:89).
Sebagai awalan di merupakan morfem terikat secara morfologis, artinya suatu morfem atau bentuk baru yang mempunyai arti pasti,apabila telah dihubungkan dengan morfem lain supaya membentuk suatu kata. Sebagai awalan selanjutnya di harus ditulis serangkai/bersambung dengan kata yang mengikutinya dan erfungsisebagai pembentuk kata kerja pasif (Kusno B. Santoso 1990:89).
Dari delapan artikel yang diteliti, ada dua artikel yang terdapat kesalahan pemakaian di, yaitu:
Dalam artikel yang berjudul Otonomi atau Out Money (23.06.2009), terdapat satu kesalahan pemakaian di dalam kalimat:
Desentralisasi termasuk didalamnya pemekaran …. (Paragraf terakhir).
Jika diperhatikan penulisan di dalam penggalan kalimat di atas jelas sekali menunjukan suatu tempat. Untuk dapat membedakan kedua fungsi di sebagai kata depan atau sebagai akhiran, dapat dilihat dari ciri pokok yang dimiliki oleh masing-masing bentuk. Bentuk di sebagai awalan maka di bersamaan dengan kata yang mengikutinya dapat menjawab pertanyaan diapakan? Sedangkan di sebagai kata depan akan dapat menjawab pertanyaan di mana? atau kapan? (Kusno B. Santoso 1990:89). Jadi dalam penggalan kalimat yang disebutkan di atas penulisan di harus dipisah dengan kata yang mengikutinya karena menunjukan tempat.
Dalam artikel yang berjudul Nasionalisme Kita Terus Menyala (23.06.2009), terdapat satu kesalahan pemakaian di dalam kalimat:
Dulu almarhum Presiden Soekarno pernah berpidatio di awal 1960 bahwa…. (Paragraf :9).
Jika diperhatikan penulisan di dalam penggalan kalimat di atas kurang tepat, menurut Kusno B. Santoso (1990: 90), di digunakan untuk menyatakan waktu yang tek tentu misalnya (di saat, di suatu saat, di suatu masa dan sebagainya). Jadi dalam kalimat di atas kata di lebih tepat diganti dengan pada.
Kesalahan pemakaian kata perangkai pada
Kata perangkai adalah sekelompok kata yang berfungsi untuk merangkaikan atau menghubungkan kata-kata atau bagian-bagian kalimat, ataupun kalimat yang satu dengan kalimat yang lain dan sekaligus menentukan jenis hubungannnya Kusno B. Santoso ( 1990: 81).
Dari delapan artikel yang dianalisis, ada tiga artikel yang terdapat kesalahan pemakaian kata perangkai pada, yaitu:
Dalam artikel yang berjudul Nasionalisme Kita Terus Menyala (23.06.2009), terdapat satu kesalahan pemakaian kata perangkai pada dalam kalimat:
……. patriotisme atau cinta pada tanah air ….. (Paragraf : 1)
Jika diperhatikan penulisan kata pada dalam penggalan kalimat di atas, merupakan sebuah kekeliruan yang bersifat redundansi (mubazir), karena jika kata pada dalam kalimat tersebut dihilangkan, makna kalimat tersebut tidak berubah.
Dalam artikel yang berjudul Utang Oke Asal Produktif (24.06.2009), juga terdapat satu kesalahan pemakaian kata perangkai pada dalam kalimat:
……utang Indonesia ada pada jajaran tersebut……. (paragraf 7).
Pemakaian kata pada dalam kalimat di atas, kurang tepat karena dipakai untuk menyatakan keterangan tempat (pengganti di) untuk orang atau binatang. Kata pada dalam kalimat di atas lebih tepat diganti dengan kata depan di.
Dalam artikel yang berjudul Menjaga Stabilitas Rupiah (27.06.2009), terdapat tiga kesalahan pemakaian kata perangkai pada dalam kalimat:
…..nilai tukar dolar AS dipatok pada kisaran Rp 9500….
…..kuartal ketiga 2008 yang tenggelam pada level Rp 12000….
…..bertenggernya rupiah pada level saat ini dapat….
Pemakaian kata pada dalam penggalan-penggalan kalimat di atas kurang tepat karea kata pada dipakai untuk menyatakan keterangan tempat (pengganti di) untuk orang atau binatang. Lebih tepat diganti dengan kata depan di.
Kesalahan Pemakaian Kata Perangkai dari
Dari delapan artikel yang dianalisis, ada dua artikel yang terdapat kesalahan pemakaian kata perangkai dari, yaitu:
Dalam artikel yang berjudul Nasionalisme Kita Terus Menyala (23.06.2009), terdapat satu kesalahan pemakaian kata perangkai dari dalam kalimat:
Itulah sebenarnya yang menjadi tujuan utama dari setiap praksis politik…. (parafraf terakhir).
Jika dicermati pemakaian kata dari dalam penggalan kalimat di atas kurang tepat karena kata dari dalam kalimat di atas berfungsi menyatakan milik. Sebab dalam bahasa Indonesia kata yang menyatakan pemilik dapat berhubungan langsung dengan sesuatu yang dimilikinya. Jadi pemakaian kata dari dalam kalimat di atas tidak perlu dipakai karena bersifat redundansi. cobalah hilangkan kata dari dalam kalimat di atas. Berubahkah artinya?
Dalam artikel yang berjudul Saatnya Berburu Koruptor Daerah (27.06.2009), terdapat satu kesalahan pemakaian kata perangkai dari dalam kalimat:
Penggunaan dana APBD perlu mendapatkan stempel dari para wakil rakyat.
pemakaian kata dari dalam penggalan kalimat di atas kurang tepat karena kata dari dalam kalimat di atas berfungsi menyatakan milik dan bersifat redundansi. Jika dihilangkan pemakaian kata dari dalam kalimat di atas maka tidak akan merubah maknanya.
Simpulan
Dari delapan artikel yang diteliti terdapat dua artikel yang ditemukan kesalahan dalam pemakaian di, yaitu dalam judul: Otonomi atau Out Money dan Nasionalisme Kita Terus Menyala (23.06.2009). terdapat tiga artikel yang ditemukan kesalahan pemakaian kata penghubung pada, yaitu dalam judul: Nasionalisme Kita Terus Menyala(23.06.2009, Utang Oke Asal Produktif (24.06.2009), dan Menjaga Stabilitas Rupiah (27.06.2009). terdapat dua artikel yang ditemukan kesalahan dalam pemakaian kata penghubung dari yaitu dalam judul: Nasionalisme Kita Terus Menyala (23.06.2009) dan Saatnya Berburu Koruptor Daerah (27.06.2009).
Dari hasil analisis terhadap delapan artikel ini dapat ditarik kesimpulan bahwa secara keseluruhan artikel di kolom Wacana Publik Radar Banten cukup baik dalam menyampaikan informasi melalui bahasa tulis dan cukup baik dalam menuliskan ejaan dan kata penghubung. Meskipun di beberapa artikel masih ada kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
Pustaka Acuan
Budi Santoso, Kusno. 1990. PROBLEMATIKA BAHASA INDONESIA. Jakarta. Rineka Cipta.
LITERA. 2006. FKIP. UNTIRTA PRESS
Muslihat, Babay. 2004. Skripsi. Pembelajaran puisi dengan menggunakan teknik campuran (ceramah, tanya jawab, dan diskusi) dikelas II SLTP Taktakan Serang Tahun pelajaran 2003/2004. FKIP UNTIRTA.
Atin. 2005. Skripsi. Ujicoba Pembelajaran diponegoro karya Chairil Anwar dan puisi pangeran diponegoro karya Sides Sudiarto dengan menggunakan teori resepsi sastra pada siswa kelas II SMUN Ciruas tahun pelajaran 2002/2003. FKIP UNTIRTA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar