Catatan Materi Bahasa Indonesia

Catatan Materi Bahasa Indonesia

Jumat, 16 September 2011

Pengertian dan Fungsi Pers

Penegertian Pers
Pers berasal dari bahasa belanda yang berarti menekan atau mengepres. Kata pers merupakan padanan kata press dalam bahas Inggris yang juga berarti menekan atau mengepres. Secara harfiah pers mengacu pada komunikasi yang dilakukan dengan perantara barang cetakan.
Effendi (2007:90), mengungkapkan pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam arti sempit dan pers dalam arti luas. Pers dalam arti sempit adalah media cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid, dan sebagainya. Sedangkan pers dalam arti luas meliputi media massa cetak elektronik, antara lain radio siaran, televisi siaran, sebagai media yang menyiarkan karya jurnalistik.
Senada dengan pendapat di atas, Kusumaningrat (2009:17) mengungkapkan, "ada dua pengertian pers, yaitu pers dalam arti kata sempit dan pers dalam arti kata luas. Pers dalam arti kata sempit yaitu menyangkut kegiatan komunikasi yang hanya dilakukan dengan perantara barang cetakan. Sedangkan pers dalam arti kata luas adalah yang menyangkut kegiatan komunikasi baik yang dilakukan dengan media cetak maupun media elektronik seperti radio, televisi,  maupun internet.

Menurut Sumadiria (2008:1) Pers lebih berhubungan dengan media. Jurnalistik pers berarti proses kegiatan mencari, menggali, mengumpulkan, mengolah, memuat, dan menyebarkan berita melalui melalui media berkala yakni surat kabar, tabloid, atau majalah kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa pers adalah lembaga atau badan yang menyebarluaskan hasil karya jurnalistik berupa berita kepada khalayak dan antara pers dan jurnalistik tidak dapat dipisahkan..

2.3.1        Fungsi Pers
Pers adalah sarana yang menyiarkan produk jurnalistik. fungsi pers berarti fungsi jurnalistik.
Menurut Effendi (2007:93), fungsi pers adalah:
A.     Fungsi menyiarkan infomasi
Menyiarkan informasi mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang lain, apa yang dkatakan orang lain, dan sebagainya.
B.     Fungsi mendidik
Surat kabar memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan bisa secara implisit dalam berita atau secara eksplisit dalam artikel.
C.     Fungsi menghibur
Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat untuk mengimbangi berita-berita berat dan artikel-artikel yang berbobot dapat berupa cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, artikel ringan, teka-teki silang, karikatur dan lain sebagainya.
D.     Fungsi mempengaruhi
Fungsi mempengaruhi inilah yang menyebabkan surat kabar memegang peran penting dalam kehidupan masyarakat. fungsi mempengaruhi secara implisit  terdapat pada berita dan secara eksplisit terdapat pada iklan.

Buku Referensi
Onong Uchjana Effendi; Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi
 Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat : Jurnalistik Teori &
Praktik

AS Haris Sumadiria ;  Jurnalistik Indonesia
 

Senin, 31 Januari 2011

teknik menulis NOVEL

Motivasi dan Teknik Menulis Novel
Rahmat Heldy HS*
(disampaikan pada seminar pendidikan dengan tema: meningkatkan apresiasi sastra pada guru  se-Kota Serang yang diadakan oleh PGRI Kota Serang pada tanggal, 22 Januari 2011)
            Kita sering mendengar berbagai macam alasan, keluh dan kesah orang yang akan mengikuti dunia tulis menulis. Dimulai dari kata tidak berbakat, tidak ada ide, bahkan tidak ada turunan keluarga yang jadi penulis. Kalau selama ini kita menganggap menulis itu adalah bakat atau turunan. Berarti orang yang tidak memiliki bakat atau bukan turunan penulis, ia tak berkesempatan untuk jadi penulis. Faktanya di lapangan, tidak semua anak kiyai menjadi kiyai, anak camat menjadi camat, atau anak guru menjadi guru. Dan saya kira pekerjaan yang tidak merepotkan adalah pekerjaan menulis. Tidak mesti harus membuat surat lamaran, tidak perlu surat kelakuan baik, dan surat keterangan kerja, apalagi, menyogok dan sebagainya. Menulis adalah murni panggilan bathin, karena melihat sebuah realitas yang mesti disuarakan.
Sebelum saya membahas tentang motivasi dan teknik menulis novel, dengan fakta yang saya lakukan pada novel Guruku Sayang Dibuang Jangan (Gong Publishing, 2010). Ada baiknya kita membaca apa yang disampaikan oleh Ernest Hemingway:  Saya  yakin  jika  Anda  bisa  menulis  sebuah  kalimat  yang  sederhana,  mengamati  dunia  di sekitar Anda,  dan  ingin  menulis  novel yang bisa dijual—sungguh-sungguh menginginkannya, bukan hanya sekedar menginginkan saja—maka Anda pasti bisa melakukannya. Saya tidak percaya orang bisa menjadi penulis dengan mengikuti workshop, membaca buku, atau bahkan membaca artikel ini. Tulisan muncul dari sesuatu yang ada dalam diri seorang penulis.
            Ketika saya menulis novel Guruku Sayang Dibuang Jangan, hampir saya tidak mengetahui tehnik dan cara menulis yang saat ini merebak di buku-buku tips menulis ataupun yang ada diinternet. Saya menulis novel yang ada ditangan Anda beradasarkan kepahitan saya menjadi siswa, mahasiswa, kemudian menjadi guru di SMP-SMA Al Irsyad Banten, kemudian dosen di beberapa kampus di Banten. Bahkan saya ditawari mengajar di sekolah SMA Internasional di Bintaro Tangerang oleh pengawas SMA Tangerang Selatan, sekolahnya milik Gita Gutawa. Saya masih nimbang-nimbang sampai sekarang. Pengawas SMA itu mengatakan, ”Butuh guru Bahasa Indonesia yang tidak hanya mengajar, tetapi, pandai menulis sastra,” katanya.
            Saya amat sangat yakin, pengawas itu membaca novel Guruku Sayang Dibuang Jangan yang saat ini ada di genggaman Anda.     
            Lebih lanjut, saya akan mencoba memberikan motivasi sekaligus tehnik menulis novel yang saya lakukan pada novel Guruku Sayang Dibuang Jangan. Adapun motivasi saya menulis novel tak lain, karena banyak persoalan dibidang pendidikan yang harus ditulis, dan diangkat. Ide-ide tentang pendidikan banyak diambil oleh orang yang bukan bergerak dibidang pendidikan. Selain itu saya ingin menunjukan bahwa guru di Banten juga berkualitas. Untuk mencapai guru yang berkualitas dan profesional maka harus berkarya.
Adapun tehnik menulis novel yang saya lakukan, tentu akan berbeda dengan penulis yang lain. Tetapi jika cocok silahkan diikuti;
1.   Tulislah sesuatu yang menyedihkan, unik, dan kecewa  yang pernah Anda rasakan          
      dan lihat. Persoalan itu bisa muncul dari pribadi, kejadian orang lain atau melihat  
      langsung. Bahkan kalau tidak ada sesuatu yang menggelitik, buatlah sebuah persoalan
      baru yang kita buat.
2.   Selalu bawa buku kecil kemana-mana untuk menuliskan ide. Sekalipun akan tidur, ke
kamar mandi, bahkan, lagi jalan dan juga masak sekalipun. Karena sering ide bernilai milyaran datang dengan sangat tiba-tiba. Apalagi pada malam hari. 
3.  Berilah sedikit waktu minimal satu jam perhari untuk dapat menulis secara continue. Bila perlu buatlah jadwal. Jangan sekali-kali dilanggar. Saat ini saya memfokuskan satu hari satu karya, bisa berupa puisi, cerpen, artikel, atau resensi. Dan jika kita tidak melaksanakannya, esok harinya kita menghukum diri kita, yaitu membuat dua karya sekaligus, begitu seterusnya. Jika dalam bentuk novel satu hari satu lembar.
4.   Kalau kita merasa kehilangan ide, kepala tidak mau berpikir lebih keras lagi, alias mandeg, sederhana saja, tinggalkan dulu, bisa jalan-jalan atau rileks membaca novel yang lain. Kalau saya mengalami kebuntuan semacam ini, biasanya saya tinggal mandi terlebih dahulu. Setelah mandi biasanya ada ide baru yang dapat ditulis.
5.   Hal yang sering terjadi pada penulis-penulis pemula, biasanya malas untuk memulai.
Penyakit malas ini tidak ada obatnya. Kalau penyakit malas ini menyerang saya, saya biasanya mengingat kepahitan dan kegetiran hidup orang tua, sendiri, atau bisa jadi orang lain. Dan api semangat menulis bisa diletupkan kembali dengan cara mengikuti kegiatan bedah buku. Atau jalan-jalan ke perpustakaan dengan tujuan melihat karya orang lain yang lebih hebat dari kita.  Dan pastikan bahwa kita itu mampu dan bisa seperti mereka.      
6.  Jangan lupa,  sebuah novel yang bagus tentu diimbangi dengan bacaan penulisnya yang luas dan banyak. Ada sebuah pepatah lama mengatakan, ”Tulisan tanpa diimbangi dengan kekuatan bacaan, ibarat tombak yang tumpul ia takkan mampu merobek kain kendati tipis sekalipun.” Intinya banyak membaca.
            Tehnik menulis novel yang kedua,  yang paling mudah digunakan untuk menulis karya sastra adalah tehnik Copy The Master (mencontek karya asli). Tehnik ini nampaknya yang paling mudah dilakukan oleh para pemula. Kalau dalam penulisan puisi dan cerpen tehnik ini sangat gampang. Kita ambil contoh dalam penulisan puisi, larik pertama kita biarkan ada dalam papan tulis atau buku, kemudian larik kedua dihilangkan. Begitu seterusnya. Kemudian larik-larik yang kosong tersebut kita isi dengan kata-kata yang kita buat sendiri. Setelah semuanya terisi larik pertama yang belum kita hapus, kemudian di hapus, dan kita isi lagi dengan kata-kata kita. Begitu juga dengan menulis cerpen. Bisakah tehnik Copy The Master dilakukan dalam penulisan novel? Saya amat sangat yakin bisa. Tinggal kitanya serius atau tidak. Sebab, novel menceritakan banyak tokoh dengan jalinan cerita yang saling sambung-menyambung, dengan jumlah halaman puluhan sampai ratusan. Sebelum kita menulis novel dengan tehnik Copy The Master ada baiknya kita banyak membaca terlebih dahulu. Agar di dalam pembuatannya kita tidak kehilangan arah apalagi kekurangan kosa kata. Pada akhirnya, tidak ada sesuatu yang abadi didunia ini, kecuali yang tertulis. ***        

Penulis mahasiswa S2 Untirta Banten jurusan bahasa Indonesia. Bukunya yang sudah terbit; Kampung Ular (Lumbung Banten 2009), Candu Rindu (Kubah Budaya, 2009), Gadis Kota Jerash (Lingkar Pena Publishing House, 2009). Banten Bangkit (Gong Publishing, 2010), Pestival Bulan Majapahit (Dewan Kesenian Mojokerto, 2010), dan novel Guruku Sayang Dibuang Jangan (Gong Publishing, 2010). Dan 100 Puisi Untuk Ibu (Satrio Welang Publisher, 2011). Saat ini bekerja di SMP-SMA Al Irsyad Banten. Dosen Universitas Terbuka dan PJ. Sastra Rumah Dunia. Alamat; Kp. Rencong Desa Sukabares Kec. Waringinkurung, Serang-Banten 42161 Hp. 081 808 689 794. Email: sastra_waringin@yahoo.co.id

    

Analisis Maksim Kerja Sama Grice Dalam Cerpen “Ibu Pergi Ke Laut” Karya Puthut EA

Analisis Maksim Kerja Sama Grice Dalam Cerpen “Ibu Pergi Ke Laut” Karya Puthut EA

oleh
Saeful Ma’ruf


Pendahuluan

Latar belakang masalah
Bahasa memungkinkan  manusia untuk saling berhubungan dan berkomunikasi. Artinya dengan bahasa manusia dapat menyampaikan atau menerima pesan berita, informasi, dari atau kepada orang lain. Bahasa juga memungkinkan manusia untuk belajar, karena ilmu atau tingkat pengetahuan seseorang berbeda-beda. Artinya  setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan dalam segala hal. Dari kekurangan tersebutlah maka manusia berusaha menutupi kekurangannya dengan cara belajar  kepada orang lain yang lebih pandai. Bahasa juga digunakan manusia untuk brtukar pengalaman dengan sesamannya karena setiap manusia pasti mempunyai pengalaman yang berbeda-beda.
Dari uraian di atas menunjukan bahwa betapa pentingnya bahasa  sebagai sarana komunikasi dan juga sarana berfikir, terutama dalam hal bertukar ilmu pengetahuan  dan pengalaman. Untuk mempermudah komunikasi maka dibutuhkan pengetahuan tentang bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi dan ilmu yang mempelajari tentang pemakaian bahasa dalam konteks situasi tutur adalah pragmatik. Pragmatic sesungguhnya mengkaji maksud penutur dalam konteks situasi dan lingkungan sosial budaya tertentu. Dapat dikatakan juga ilmu ini sejajar dengan semantik hanya saja jika semantic mengkaji makna satuan lingual secara internal sedangkan pragmatik mengkaji secara eksternal (terikat konteks).
Dengan menggunakan ilmu pragmatik ini penulis mencoba mengkaji maksud tuturan yang terjadi dalam sebuah teks berupa cerpen, terbitan kompas tahun 2005 karya Puthut E.A yang berjudul “Ibu pergi ke laut” 

Etika Profesi kependidikan

A.        Pengertian  Profesi
            Di bawah ini akan dikemukakan berbagai pendapat mengenai konsep / istilah profesi. Pendapat para ahli tersebut adalah sebagai berikut:
Profesi mempunyai arti sesuatu pernyataan atau suatu janji terbuka bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu. (Sikun Pribadi, 1999: 15).
·        Profesi menunjukan kepada sesuatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, kesetiaan, tanggung jawab terhadap profesi (Supriadi 1998 : 95).
·        Profesi itu menunjukan dan mengungkapkan sesuatu kepercayaan  (to frofess means to rust), bahkan sesuatu keyakinan (to believe in) atas sesuatu kebenaran atau kredibilitas seseorang” Hornby (Syamsudin, 1996 : 47).

Naskah Drama LAUTAN JILBAB

“Puisi ini aku persembahkan buat para gadis yg menyelimuti dirinya dengan Jilbab, semoga Ukhti semua sadar akan arti dan nilai sebuah Jilbab. Ku persembahkan juga buat para gadis yg belum berjilbab, semoga kalian semua sadar akan arti jatidiri seorang Muslimah”
(Teruntuk Khusus buat Saudariku. Adikku Fitri di Madiun dan ukhti Andria)
LAUTAN JILBAB (BAGIAN SATU)
 
Di padang masyhar
Di padang penantian
Di depan pintu gerbang
Janji keabadian
Aku menyaksikan
Beribu-ribu-Berjuta-juta jilbab
Tidak , aku menyaksikan bermiliar-miliar jilbab
Lautan Jilbab
Samudera Putih
Samudera Cinta Kasih
Ujung pengembaraan sejarah yang panjang
Pengembaraan sejarah yang perih
Di Padang Masyhar
Seribu galaxy
Hamparan Jiwa suci
Bersujud
Putih-putih bersujud
Menggeremangkan nyanyian Allah Sang Maha Wujud
 
Yaa Ayyuhan nafsu lmutmainnah Irji ii ilaa rabbiki roodliyatan
mardiyyah Fa dhulli fii 'ibaadii wa dhullii jannatii
 
Wahai jiwa yang tentram , kembalilah kepada Tuhanmu
Dengan Rela dan direlakan , Masuklah kepada Pihak-Ku
Masuklah ke surga-Ku
 
Lautan jilbab
samudera putih
Bersujud , bersujud
Bersama-sama rembulan yang jaga
Bersama matahari yang selalu terbit
Tanpa pernah lagi terbenam
Bersama lautan bintang gemilang
Yang menari-nari riang gembira
Menanti lambaian tangan Allah Rabbinya
LAUTAN JILBAB (BAGIAN DUA)
 
Malaikat pengawas yang duduk di kursi ruang hampa
sambil menyandarkan kepalanya di segumpal satelit ,
menggamit pundak temannya dan bertanya
"Ini rombongan jilbab dari jaman apa ?"
Rekannya menjawab
"Kalau tidak salah dari sejarah periode asas tunggal"
"Apa?"
"Asas tunggal"
"Apa itu?"
"Ya nggak tau persisnya.Kita mesti tunggu laporan resmi
malaikat seksi Indonesia.Tapi mungkin kalau nggak salah
asas tunggal itu sejenis lagu pop"
"O ya , asyik dong , kayak di radio ada racun..
itu? Atau kami makan singkong babe makan keju.."
He , keliru , kami makan singkong , babe makan babu.."
"Husy ! Malaikat koq saru!ndak tau etika ketimuran!
ndak kultural edukatif!
TERTAWA.............
"Saya ini sekedar menirukan mahasiswa-mahasiswa itu lho.
Mahasiswa itu biasanya nakal-nakal.Nakal politis ,
nakal intelektual, nakal kultural , bahkan ada yang nakal seksual.
Kalau mahasiswa nggak nakal koq kurang normal.Kalau yang
lurus-lurus saja , pakai kacamata kuda dan hanya mengurus SKS
itu namanya bergaya ternak.Tapi lha wong sapi aja ada yang
nakal , masak mahasiswa nggak ada.Kan rektor dan dekan
sebagai mobilisator musti dikasih tantangan.."
"Sudah , sudah , sudah ! .Ini malaikat koq mbeling!"
"Lho asal mbeling ilmiah kan bagus.Ilmiah berdasar
data faktual , pakai metodologi yang tepat , dan analisis
yang cocok , serta biaya penelitian yang dibikin membengkak"
LAUTAN JILBAB (BAGIAN TIGA)
 
Ketika itu alam semesta terkesiap
ruang dan waktu membeku
seluruh matahari , seluruh planet dan satelit
Seluruh partikel-partikel dan kehampaan menahan panas
menatapi hamparan Ummat Allah
Wjah bermiliar manusia yang tegang , berdiri
ngungun antre di belakang punggung idolanya masing-masing
para nabi telah menjadi cahay-cahaya
Karl Max hilang lenyap dari pangkal barisannya
Stalin keberatan kumis
Lenin sibuk dengan spilisnya
Mao Zedong ketlingsut entah kemana
Sementara sekian panutan-panutan manusia
tercampak menjadi batu berhala
Sementara lautan jilbab , lautan jubah
Samudera putih berdzikir bergaung
Bagai meruntuhkan bintang-bintang tangkainya
Beristigfar
Memohon ampun atas segala dosa
Astagfirullah
Menginsyafi tembok kebodohan
Astagfirullah
Menyesali kekhilafan
Astagfirullah
Mengutuki buta mata dan telinganya
Astagfirullah
Meratapi lubang-lubang keterjebakannya
Astagfirullah
Mengisi lumut-lumut dalam jiwanya
Astagfirullah
Meluluhkan berhala-berhala yang ditumpuknya
Astagfirullah
Astagfirullah
Astagfirullah
LAUTAN JILBAB (BAGIAN EMPAT)
 
"Aneh" kata sang malaikat
"Apa yang aneh? tanya rekannya
"Mereka itu , komplotan jilbab ini"
"Ya , kenapa?"
"Mereka itu umumnya kan ilmuwan"
"Lantas"
"Yaa  , ilmuwan koq percaya Tuhan"
"Lho apa anehnya?"
"Ahh , kamu ini , dalam mata pandang ilmuwan
Tuhan itu kan tidak rasional , tidak nalar , tidak
ilmiah .Tuhan itu cuma mitos.Jadi eksistensinya
tidak syah menurut konvensi kelimuan.Dengan
kata lain.Tuhan itu tidak eksis.Dus tidak ada"
"Sebentar-sebentar.Ini Tuhan mana yang kamu
maksud."
"Tuhan , God , Allah , Syang Hyang , Gusti ,
Pangeran , atau apa?"
"akh itu kan urusan rumah tangganya dik Nurcholis Madjid.
Untuk orang banyak bukan itu"
"Kalau begitu sama"
"Maksudmu?"
"Apakah ilmuwan itu percaya Tuhan apa tidak itu tidak penting
bahkan seseorang itu ilmuwan apa bukan , juga tidak penting"
"Lha apa yang penting"
"Yang penting itu seseorang itu Abdullah atau Abdul Gafur ,
Ehh...Abdullah atau bukan"
"Keliru yang penting itu Pancasialis atau Apancasialis"
"I see I see...."
Katanya ini sejarah periode azas tunggal , lha azas tunggal
itu Pancasila .Pancasila itu sakti.Sakti itu Mandoguna , Guno
itu pelawak Ngayoqyakarta......"
LAUTAN JILBAB (BAGIAN LIMA)
 
"Ah...!Kamu ini memang salah kedaden.Mustinya kamu
ini tidak dilahirkan sebagai malaikat tapi sebagai mahasiswa
atau srimulat"
'Sebentar ini serius , jangan main-main dengan Pancasila ,
wonh Tuhan saja bagian lho dari Pancasila.Tuhan itu anggota
pertama atau sila pertama dari lima sila.Bukan sebaliknya
Pancasila bukan anggota dari Tuhan.Nggak ada itu.Seperti
agama itu bagian dari Pancasila.Agama itu salah satu lajur
dari administrasi negara dan masyarakat Pancasila.Jadi
Pancasila itu diatas segala-galanya.Lihat saja masjid-masjid
yang baru dibangun.Kan diatas kubahnya ada tulisan Allah
yang dikurung dalam logam segilima...?
"Wee lha ampuh tenan yoo? Allah koq dikurung"
"Tapi jangan ditanggapi secara dramatis lho.Itu cuma retorika
politik yang diartukulir mlalui bahasa visual atau seni rupa.
Namanya juga politik.Politik itu khan substansinya memang
benar-benar , tapi cara berpolitik itu mesti opurtunistik.Itu
normal.Kalau tidak opurtunistik berarti gendheng.Seperti
iklan-iklan produksi yang dijual itu harus ngapusi.Dinamika
politik juga bohong.Artinya dalam mekanisme politik tidak
ada ungkapan yang tidak pakai topeng.Harus dalam politik
tidak ada kata-kata yang bermakna telanjang.Kalau itu yah
saru ah..kamu kayak nggak tau saja!"
"terus...terus , omong terus seenaknya.mentang-mentang
polisi nggak bisa nagkap malaikat ya...!"
"Lho ini bukan soal ditangkap atau tidak.Kalau ada yang berani
menagkap malaikat khan tinggal kita bilang .Kejarlah daku
kau kutangkap....!
"Kita memang tidak bisa ditangkap tapi yang baca ini lho.."
"Ah jangan berlebih-lebihan.Sebuah kekuasaan yang kuat ,
gagah perkasa dan mapan tidak ada perlunya berurusan
dengan seekor cacing"
"Iya...ya lha tapi kalau hobinya makan cacing , gimana?"
"Kalau toh begitu , maka cacing-cacing itu tidak akan ditangkap.
Paling jauh diamankan.Kamu tahu hari-hari ada tiga ekor cacing
dari sebuah masjid dipindahkan di Nusakambangan , supaya
lebih aman.Rakyat harus belajar mengerti hakekat sebenarnya
dari aman.Rakyat suka goblok sih.Kalau ada tindakan tertentu
rakyat bilang itu kenaikan harga , padahal itu penyesuaian harga.
Rakyat bilang itu pemberangusan , padahal itu kebijaksanaan ,
rakyat bilang itu pemaksaan padahal itu kesepakatan , rakyat
bilang itu korupsi padahal itu amal pembagian.Rakyat bilang itu
penggembosan padahal itu deprimordialisasi , rakyat bilang
itu pembunuhan aspirasi lokal-lokal , padahal itu integrasi
nasional.Sudah dibilang ini proyek tinggal landas , rakyat
koq merasa tinggal kandas , payah rakyat suka bilang
seenaknya sendiri saja"
LAUTAN JILBAB (BAGIAN ENAM)
 
Tiba-tiba terdengan beribu-ribu terompet.
Melengking-lengking ditiup ke segala penjuru
Terdengar Qari' dari surga barangkali Daud sang nabi
Mengumandangkan suaranya adalah :
 
Idzaa waqaa 'ati 'iwaaqi'ah.Laisa liwaq 'aatihaa kaadzibah
 
Kalau  terjadi itu kejadian.
Takkan ada lagi yang bisa didustakan...
Wahai ...adakah hari pengadilan telah tiba
Telah harus mandegkah segala kehendak manusia
Beku wajahnya dan bergetar jiwanya
Sampaikan mereka di hari yang tak terhindarkan
Bersimpuh dihadapan kaki Sang Hakim Yang Maha Agung
Mendengarkan dosa-dosanya sendiri yang berbicara
Manusia yang segala amal baiknya menjadi kencana
membawanya ke serambi rumah Allah yang teduh
Manusia yang kebusukan perilakunya menjadi raksasa
mencengkram jiwa mereka dan meludahi muka mereka
Manusia yang tiap hari memuncratkan beribu kata dari mulut
yang setiap kata menjelma menjadi seekor burung
ke batas antara surga dan neraka
Beribu-ribu burung yang marah besar
Karena tidak dihidupi dengan perbuatan nyata
Beribu-ribu burung yang maran , lapar
dan siap mencabik-cabik tubuh kotor tuan-tuannya
Wahai sudah tibakah itu hari
Yang sebagian manusia membayangkannya dengan ngeri
Dan sebagian lagi merindukannya setengah mati
LAUTAN JILBAB (BAGIAN TUJUH)
 
"O , ternyata belum"kata sang malaikat
"Suara terompet itu hanya tanda pergantian piket"
Sekarang kita beristirahat" berkata rekannya
"Jangan , jangan beristirahat.Istirahat itu tidak produktif"
"You have any idea what to do ?"
"Sure , Bagaimana kalau kita ambil manusia jilbab itu untuk
menjadi sampel penelitian kita?"
"Penelitian apaan?memangnya ada biaya dari fondation apaan?"
"Memangnya kamu ahli bikin proposal?"
"Itu soal gampang.Kalau aku mau mendirikan :Biro pembikinan
skripsi.Khusus untuk mahasiswa yang pura-pura nggak bisa
bikin skripsi.Kalau perlu disertai Doktor , pidato Gubernur ,
Rektor , Ketua ulama , mau pesan fatwa juga bisa"
'Ya , tapi soal penelitian tiga jilbab women tadi itu , apa
relevansinya dan fisibilitasnya?"
"Begini dasar pemikiranku ialah aku memang percaya kepada
informasimu mengenai periode sejarah asas tunggal karena kita
semua butuh penelitianku , terutama karena kita butuh penulisan
PSPB yang agak relefan dan jujur.Sekalian hasil penelitian kita
ini bisa kita sumbangkan koperasi informasi antar malaikat
di abad teknologi yang lagi yahud-yahudnya ini"
"Kamu tahu ketertinggalan malaikat dibanding iblis setan
didalam memerintah dunia manusia ini.Antara lain karena
penguasaan kita yang rendah terhadap teknologi informasi.
Padahal suku bangsa iblis sudah memiliki sekian banyak
kantor berita , mas media maupun jaringan-jaringan komunikasi
informasi lain yang canggih-canggih , sementara malaikat
sibuk membangga-banggakan masa silam , dekaden dalam
soal kontemporer , bahkan aku curiga masih banyak
malaikat yang buta huruf.."
"Baiklah-baiklah.Cuma aku usul kita jangan terlalu repot
benar dengan kerja penelitian kita , tak usah capek bikin
quistioner , memfoto kopi dan membagi-bagikan.Kalau
pakai graunded bisa ngabisin energi.Kita wawancara
global saja , suruh mereka bikin esai atau video langsung ,
kamu jangan usil terus , tak usah tanya apakah
mereka pakai jilbab , atau karena patah hati atau apa.
Itu terserah mereka..."
LAUTAN JILBAB (BAGIAN DELAPAN)
 
Tiba-tiba tiga helai jilbab terbang ke angkasa
Terbang dan berkibar di hadapan para malaikat
Jilbab pertama berkata : "Wahai para malaikat kamilah yang datang"
"Sebab manusia tak bisa berbicara , kata-kata manusia kini tinggal
gema"
"Barusan aku mendengar gema itu muncul dari wilayah kalian
para malaikat , sehingga seolah-olah kalianlah yang berbicara"
"Kata-kata manusia kini tinggal gema , maka kamilah yang akan
mengucapkan segala sesuatunya"
Ketiga jilbab itu kemudian mendendangkan suaranya bersama-sama
"Kalian bertanya tentang jilbab ,Ya , kamilah jilbab"
"Wahai para malaikat dengarkanlah baik-baik"
"Jilbab adalah furqan"
"Jilbab adalah batas antara  haq dan bathil"
"Jilbab adalah jarak antara keindahan dan kebususkan"
"Jilbab adalah pembeda antara yang baik dan yang buruk"
"Kami , jilbab-jilbab ini bahasa agama kami"
"Jilbab adalah bahasa politik dan jilbab adalah bahasa kebudayaan
kami"
"Jilbab adalah sikap kami"
"Keputusan kami , proses perjuangan kami"
"Jilbab adalah pernyataan keyakinan kami"
"Jilbab adalah proses belajar dan pencarian kami"
"Jilbab adalah keberanian kami di tengah ketakutan"
"Jilbab adalah percikan cahaya di tengah-tengah kegelapan"
"Adalah kejujuran di tengah kelicikan"
"Adalah kelembutan ditengah kebrutalan"
"Adalah kebersahajaan ditengah kemunafikan"
"adalah perlindungan di tengah sergapan-sergapan"
"Ya...dunia kami meneyergap"
"Sejarah menjaring menyergap kami"
"Kekuasaan menyimprung menyergap kami"
"Penindasan menghadang menyergap kami"
"Menghadang kami di jalanan
"Menghadang kami di buku-buku pelajaran"
"Menghadang kami disetiap tontonan dan siaran malam"
"Menghadang kami di dunia perpolitikan yang semu"
"Menghadang kami di rumah-rumah ibadah yang sebagian
disulap menjadi ladang-ladang peternakan"
"Menyergap kami di lembar-lembar informasi yang mebodoh-bodohkan kami"
"Menghadang kami di mulut pemimpin yang dikebiri dan para
ulama yang telah disuap"
LAUTAN JILBAB (BAGIAN SEMBILAN-HABIS)
 
"Wahai...."
"Tidak ada perlindungan-perlindungan bagi kepala kami
yang ditaburi hujan-hujan virus"
"Tidak ada perlindungan bagi akar pikiran kami yang di bonsai"
"Tidak ada perlindungan bagu hati nurani kami yang dipanggang
diatas api kekuasaan yang halus , sopan dan kejam"
"Tidak ada perlindungan bagi iman kami yang dicabik-cabik
dengan pisau beracun"
"keputusan-demi keputusan yang sepihak dipaksakan"
"Tidak ada perlindungan bagi aqidah kami yang dimanupulir ,
yang dirajam oleh rumusan-rumusan politik yang memabukkan"
"Tidak ada perlindungan bagi padamnya matahari"
"Hak kehendak kami yang diranjau"
"Tidak ada perlindungan , tidak ada perlindungan"
"Dan inilah sumber dan alasan lahirnya jilbab-jilbab kami"
"Kami belajar menyerukan keyakinan iman taqwa di kepala kami"
"Kami belajar menyerukan pilihan , keberanian ,
iman dan taqwa dan istiqamah di hati nurani kami ,
di akal sehat kami , diseluruh jiwa dan kepribadian kami"
"Wahai sejarah dengarkanlah !!! "
"Inilah kami jilbab-jilbab
"Jilbab-jilbab dengan kebudayaan
"Jilbab-jilbab politik
"Jilbab-jilbab kain dan rohani"
"Jilbab-jilbab anugrah Ilahi Rabbi"
"Kamu jangan lagi meremehkan kami"
"Kami tahu batas untuk tidak tergesa-gesa"
"Kami tahu bagaimana tidak melompati waktu dan enyataan"
"Kami mengerti bagaimana setertarikan demi setertarikan"
"Selangkah demi selangkah , hikmah demi hikmah , rahasia
demi rahasia , kemenangan demi kemenangan"
"Wahai................ para malaikat"
"Wahai sejarah , jangan terlalu meremehkan kami"
"Kami sedang menghimpun akal sehat"
"Kami sedang menabung hati yang bersih"
"Kami sedang menapaki langkah yang tepat dipilih"
"Kamilah samudera jilbab"
"Kamilah gelombang perjuangan"
"Gelombang perjuangan yang tidak mungkin dihentikan"

TES KOMPETENSI KEBAHASAAN



TES KOMPETENSI KEBAHASAAN

Tes kompetensi kebahasaan adalah tes yang dimaksudkan untuk mengungkap pengetahuan kebahasaan siswa. Dalam pengajaran bahasa, khususnya bahasa kedua dan asing, kompertensi kebahasaan perlu diajarkan dan diteskan secara khusus karena kompetensi itu dapat dipandang sebagai prasyarat untuk menguasai kompetensi komunkatif, atau tindak berbahasa baik yang berifat reseptif maupun produktif.
Ditinjau dari segi fungsi komunikatif bahasa, tes kompentensi kebahasaan tidak secara langsung mengukur keterampilan berbahasa siswa. Pengukuran kemampuan terhadap aspek-aspek tertentu bahasa kurang mencerminkan pemakaian bahasa secara nyata. Karena  hanya bertujuan mengukur pengetahuan aspek-aspek kebahasaan, tes kompetensi kebahasaan cenderung bersifat diskrit, mungkin integratif, tetapi masih bersifat terisolasi dan bersifat artifisial.
Kompetensi kebahasaan yang terpenting yang sangat dibutuhkan dalam tindak bahasa adalah struktur tata bahasa (gramatika structur) dan kosa kata. Tes terhadap kedua aspek kebahasaan berikut akan dibicarakan.
A.     Tes struktur tata bahasa
Struktur tata bahasa sering diucapkan dengan istilah struktur, tata bahasa, struktur gramatikal, atau kaidah bahasa. Dalam penulisan ini dipergunakan istilah struktur atau struktur tata bahasa dengan mennunjuk pengertian yang sama dengan gramatikal, yaitu sebagai “subsistem dalam organisasi bahasa di mana satuan-satuan bermakna bergabung untuk membenntuk satuan-satuan yang lebih besar” (Harimurti Kridalaksan, 1982: 51). Struktur tata bahasa mencakup masalah morfologi dan sintaksis, baik secara terpisah maupun bersama-sama.
Penyusunan tes struktur, seperti halnya menyusun tes-tes yang lain mencakup dua  cara pengetesan.
1.      Bahan tes struktur
Pemilihan bahan hendaknya bersifat mewakili bahan yang telah diajarkan atau mencerminkan tujuan tes pengetahuan tentang struktur yang dilakukan. Pemilihan bahan tes pda hakikatnya adalah pemilihan sampel. Sampel yang baik adalah sampel yang dapat mewakili populasi.

Pemilihan bahan struktur yang akan diujikan di sekolah hendaklah dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a.      Tingkat dan Jenis Sekolah
Dengan tingkat sekolah dimaksudkan apakah siswa yang diuji tingkat sekolah dasar, menengah tingkat pertama, atau menengah tingkat atas, sedang jenis sekolah menunjuk pada sekolah umum atau kejuruan. Tingkat-tingkat sekolah tertentu biasanya menandakan tingkat kemampuan kognitif siswa, semakin tinggi tingkat sekolah menuntut kemampuan kognitif yang semakin tinggi pula. Adanya perbedaan kemampuan kognitif tersebut, sebagai konsekuensinya, menuntut adanya pembedaan struktur yang diajarkan dan diujikan.
b.      Kurikulum dan Buku Teks
Struktur yang diujikan haruslah struktur yang telah diajarkan sebagai alat tes yang bersangkutan memenuhi validitas isi. Bahan pengajaran biasanya dikembangkan berdasarkan bahan yang terdapat dalam kurikulumsekolah dan buku-buku pelajaran yang dipergunakan. Pada kurikulum dan buku pelajaran dimuat dan diuraikan bahan struktur tata bahasa yang telah disesuaikan dengan tingkat sekolah. Jadi, dapat ditemui adany  bahan pelajaran struktur untuk tingkat sekalah dasar.menengah pertama, dan menengah atas, masing-masing lengkap dengan kelas ( jilid ) yang dimaksudkan.
c.       Tujuan Tes
Jika penyusunan tes dimaksudkan untuk mengukur belajar siswa struktur yang mana yang perlu diteskan, hal itu tidaklah sulit untuk ditentukan. Sebab, guru dapat mendasarkan diri pada kurikulum dan buku-buku pelajaran yang dipergunakan pada tingkat sekolah yang bersangkutan.
Pemilihan bahan untuk tes  ini kiranya dapat dengan mendasarkan diri pada buku-buku pelajaran yang dipergunakan di sekolah sesuai dengan tingkat tes yang diujikan ( Harris, 1979 : 25 ; Amir Halim, 1974 : 39 ).





d.      Status Bahasa Yang Diajarkan
Status bahasa yang diajatkan juga mempengaruhi pemilihan struktur yang akan diujikan. Status bahasa yang dimaksud adalah apakah bahasa itu adalah bahasa ibu, bahasa kedua, atau bahasa asing.
Tes struktur untuk ketiga status bahasa tersbut tidak sama terutamadisebabkan oleh adanya perbedaan tingkat kompetensi kebahasaan yang telah dimiliki siswa. Status bahasa yang diajarkan ikut menentukan pemilihan bahan yang akan diteskan,  menentukan sulit atau tidaknya butir-butir tes sesuai dengan tingkat sekolah siswa.
Keempat pertimbangan dala hal pemilihan bahan tes di atas, hendaknya jangan dipandang sebagai sesuatu yang terpisah satu dengan yang lain, melainkan hendaklahsebagai suatu keseluruhan.

2.      Tingakatan Tes Struktur
Tingkatan-tingkatan aspek kognitif, seperti dikemukakan mencakup enam tingkatan : ingatan (C1), pemahaman (C2 ), penerapan ( C3 ), analisis ( C4 ), sintesis ( C5 ), evaluasi ( C6 ). Untuk menentukan menentukan masing-masing tingkatan kognitif tersebut, kita harus mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif siswa, yang tentunya berbeda antara  tingkat SD, SMP, SMTA dan bahkan untuk tingkatan perguruan tinggi. Dengan demikian pembobotan atau penekanan butir-butir tes untuk masing-masing tingkatan kognitif tersebut tidaklah dilakukan secara apriori, melainkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Hal itu sekali lagi menunjukan betapa perlunya tabel spesifikasi  dalam penyusunan tes karena itu memuat petunjuk besarnya presentase untuk masing-masing tingkatan kognitif.
a)      Tes Struktur Iingkat Ingatan
Tes struktur pada tingkat ingatan (C1) hanya menghendaki siswa untuk menyebutkan, mengenal, atau mengingat kembali informasi-informasi yang telah dipelajari, yang biasanya berupa fakta atau definisi. Bentuk tes dapat berupa pilihan ganda, benar-salah, isian ataupun jawaban singkat.
Contoh
-         Sebutkan definisi morfem
-         Sebutkan macam-macam morfem
-         Sebutkan ciri-ciri kata majemuk
-         Contoh bentuk pilihan ganda:
-         Unsur bahasa terkecil yang membedakan arti adalah?
A.     Fonem
B.     Morfem
C.     Semem
D.     Garfem
Kecenderungan kita untuk membuat soal yang hanya bersifat ingatan hendaknya dibatasi, karena menyebkan antara lain :
·        Hanya mengungkap kemampuan kognitif  yang sederhana
·        Sesuatu yang hanya diingat biasanya mudah dilupakan
·        Bersifat dangkal (belum tentu siswa dapat memahaminya)

b)      Tes Struktur Iingkat Pemahaman
Tes struktur pada tingkat pemahaman (C2) menuntut siswa untuk dapat menunjukan pemahamannya terhadap struktur tata bahasa yang bersangkutan.  Siswa dituntut untuk mampu membedakan dan memberi contoh terhadap  konsep atau struktur tertentu, menjelaskan adanya hubungan sederhana terhaap fakta atau konsep dan sebagainya.
Contoh:
-         Jelaskan perbedaan antara morfem bebas dan morfem terikat
Contoh tes bentuk objektif.
-         Setiap orang dituntut untuk .......... semua perbuatannya.
A.     Dipertanggungjawabkan
B.     Mempertanggungjawabkan
C.     Mempertanggungkan jawab
D.     Bertanggungjawab


c)      Tes Struktur Iingkat Aplikasi
Tes struktur pada tingkat aplikasi menuntut siswa untuk menerapkan, mendemonstrasikan, mengubah, menemukan atau mempergunakan informasi, konsep atau atauran tertentu dalam situasi yang baru.  Tes aplikatif menghendaki siswa untuk mempergunakan konsep atau aturan tertentu untuk memecahkan masalah mengenai sesuatu ataupun untuk dapat menjawab pertanyaan secara benar.
Contoh: 
-         Buatlah dua buah gabung bertingkat dengan klausa anak masing-masing menduduki fungsi objek dan perdikat
-         Temukan semua kata benda yang merupakan hasil proses nominalisasi pada wacana singkat di  bawah ini.
Pada butir pertama, menghendaki siswa untuk menerapkan atau mendemonstrasikan pengetahuannya tentang konsep kalimat gabung bertingkat. Untuk mengerjakan butir soal aplikatif  siswa harus telah menguasai tingkat memampuan di bwahnya yaitu pemahaman dan ingatan.

d)      Tes Struktur Iingkat Analisis
Tes struktur pada tingkatan analisis menuntut kemampuan siswa untuk mampu menganalisis, mengidentifikasi atau mencari hubungan struktrur tertentu  dengan mempergunakan konsep-konsep dasar  yang tertentu pula. Untuk menjawab secara benar soal tes struktur yang diberikan, terlebih dahulu siswa harus melakukan kegiatan analisis yang sudah merupakan aktifitas kognitif tingkat tinggi.
Contoh:
Terdakwa yang dituntut untuk memberikan barang bukti itu tidak memberikan reaksi.
Predikat dalam kalimat di asat adalah?
A.     Menunjukan
B.     Memberikan
C.     Dituntut menunjukan
D.     Tidak memberikan
Pada contoh di atas, walaupun mirip dengan tes pada tingkat pemahaman, namun soal tersebut menuntut  aktifitas kognitig lebih dari sekedar pemahaman. Untuk dapat  menentukan predikat secara benar, siswa haus mampu menganalisis kalimat  dengan mempergunakan konsep subjek, predikat secara tepat.




e)      Tes Struktur Iingkat Sintesis
Tes stuktur pada tingkat sintesis menurut siswa untuk menghubungkan, menyusun kembali komponen-komponen tertentu menjadi srtruktur baru yang kompleks, menjeneralisasi, meramalkan, menghasilkan pemikiran yang asli dan kreatif.
Contoh:
-         Pihak Pusat Bahasa terus menerus berkampanye agar kita mempergunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Akan tetapi, jika masih banyak tokoh atau pemimpin yang berpengaruh yang menggunakan bahasa indonesia dengan struktur kurang terpelihara, misalnya karena pengaruh struktur bahasa asing yang tidak sesuai, akan akan berhasil secara maksimalkah usaha Pusat Bahasa tersebut?
-         Generalisasikanlah kesalahan-kesalahan struktur yang terdapat di dalam wacana di atas.
-         “ kedua-mengharukan-itu-nampak-mahasiswa-telah-berpisah-sangat-yang-pertemuan-lama”.
Susunlah kata-kata yang disusun secara acak di atas menjadi tiga buah kalimat baru yang maknanya berbeda-beda.
            Butir tes pertama di atas menghendaki siswa untuk meramalkan suatu keadaan, yaitu pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidahnya. Keadaan itu merupakan sesuatu yang diharapkan, sebaliknya secara faktual sering terjadi tidak seperti yang diharapkan. Permasalahan itu cukup kompleks karena eksistensi bahasa  (yang direncanakan) sangat ditentukan oleh keberterimaannya di masyarakat.
            Butir kedua menuntut siswa untuk mengidentifikasi dan kemudian menganalisis kesalahan yang ada. Berdasarkan data-data itulah kemudian baru dapat digeneralisasikan kesalahan-kesalahan yang ditemui.
            Butir tes ke tiga menuntut siswa untuk menyusun kalimat yang gramatikal berdasarkan informasi yang disediakan.