Catatan Materi Bahasa Indonesia

Catatan Materi Bahasa Indonesia

Senin, 31 Januari 2011

TES KOMPETENSI KEBAHASAAN



TES KOMPETENSI KEBAHASAAN

Tes kompetensi kebahasaan adalah tes yang dimaksudkan untuk mengungkap pengetahuan kebahasaan siswa. Dalam pengajaran bahasa, khususnya bahasa kedua dan asing, kompertensi kebahasaan perlu diajarkan dan diteskan secara khusus karena kompetensi itu dapat dipandang sebagai prasyarat untuk menguasai kompetensi komunkatif, atau tindak berbahasa baik yang berifat reseptif maupun produktif.
Ditinjau dari segi fungsi komunikatif bahasa, tes kompentensi kebahasaan tidak secara langsung mengukur keterampilan berbahasa siswa. Pengukuran kemampuan terhadap aspek-aspek tertentu bahasa kurang mencerminkan pemakaian bahasa secara nyata. Karena  hanya bertujuan mengukur pengetahuan aspek-aspek kebahasaan, tes kompetensi kebahasaan cenderung bersifat diskrit, mungkin integratif, tetapi masih bersifat terisolasi dan bersifat artifisial.
Kompetensi kebahasaan yang terpenting yang sangat dibutuhkan dalam tindak bahasa adalah struktur tata bahasa (gramatika structur) dan kosa kata. Tes terhadap kedua aspek kebahasaan berikut akan dibicarakan.
A.     Tes struktur tata bahasa
Struktur tata bahasa sering diucapkan dengan istilah struktur, tata bahasa, struktur gramatikal, atau kaidah bahasa. Dalam penulisan ini dipergunakan istilah struktur atau struktur tata bahasa dengan mennunjuk pengertian yang sama dengan gramatikal, yaitu sebagai “subsistem dalam organisasi bahasa di mana satuan-satuan bermakna bergabung untuk membenntuk satuan-satuan yang lebih besar” (Harimurti Kridalaksan, 1982: 51). Struktur tata bahasa mencakup masalah morfologi dan sintaksis, baik secara terpisah maupun bersama-sama.
Penyusunan tes struktur, seperti halnya menyusun tes-tes yang lain mencakup dua  cara pengetesan.
1.      Bahan tes struktur
Pemilihan bahan hendaknya bersifat mewakili bahan yang telah diajarkan atau mencerminkan tujuan tes pengetahuan tentang struktur yang dilakukan. Pemilihan bahan tes pda hakikatnya adalah pemilihan sampel. Sampel yang baik adalah sampel yang dapat mewakili populasi.

Pemilihan bahan struktur yang akan diujikan di sekolah hendaklah dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a.      Tingkat dan Jenis Sekolah
Dengan tingkat sekolah dimaksudkan apakah siswa yang diuji tingkat sekolah dasar, menengah tingkat pertama, atau menengah tingkat atas, sedang jenis sekolah menunjuk pada sekolah umum atau kejuruan. Tingkat-tingkat sekolah tertentu biasanya menandakan tingkat kemampuan kognitif siswa, semakin tinggi tingkat sekolah menuntut kemampuan kognitif yang semakin tinggi pula. Adanya perbedaan kemampuan kognitif tersebut, sebagai konsekuensinya, menuntut adanya pembedaan struktur yang diajarkan dan diujikan.
b.      Kurikulum dan Buku Teks
Struktur yang diujikan haruslah struktur yang telah diajarkan sebagai alat tes yang bersangkutan memenuhi validitas isi. Bahan pengajaran biasanya dikembangkan berdasarkan bahan yang terdapat dalam kurikulumsekolah dan buku-buku pelajaran yang dipergunakan. Pada kurikulum dan buku pelajaran dimuat dan diuraikan bahan struktur tata bahasa yang telah disesuaikan dengan tingkat sekolah. Jadi, dapat ditemui adany  bahan pelajaran struktur untuk tingkat sekalah dasar.menengah pertama, dan menengah atas, masing-masing lengkap dengan kelas ( jilid ) yang dimaksudkan.
c.       Tujuan Tes
Jika penyusunan tes dimaksudkan untuk mengukur belajar siswa struktur yang mana yang perlu diteskan, hal itu tidaklah sulit untuk ditentukan. Sebab, guru dapat mendasarkan diri pada kurikulum dan buku-buku pelajaran yang dipergunakan pada tingkat sekolah yang bersangkutan.
Pemilihan bahan untuk tes  ini kiranya dapat dengan mendasarkan diri pada buku-buku pelajaran yang dipergunakan di sekolah sesuai dengan tingkat tes yang diujikan ( Harris, 1979 : 25 ; Amir Halim, 1974 : 39 ).





d.      Status Bahasa Yang Diajarkan
Status bahasa yang diajatkan juga mempengaruhi pemilihan struktur yang akan diujikan. Status bahasa yang dimaksud adalah apakah bahasa itu adalah bahasa ibu, bahasa kedua, atau bahasa asing.
Tes struktur untuk ketiga status bahasa tersbut tidak sama terutamadisebabkan oleh adanya perbedaan tingkat kompetensi kebahasaan yang telah dimiliki siswa. Status bahasa yang diajarkan ikut menentukan pemilihan bahan yang akan diteskan,  menentukan sulit atau tidaknya butir-butir tes sesuai dengan tingkat sekolah siswa.
Keempat pertimbangan dala hal pemilihan bahan tes di atas, hendaknya jangan dipandang sebagai sesuatu yang terpisah satu dengan yang lain, melainkan hendaklahsebagai suatu keseluruhan.

2.      Tingakatan Tes Struktur
Tingkatan-tingkatan aspek kognitif, seperti dikemukakan mencakup enam tingkatan : ingatan (C1), pemahaman (C2 ), penerapan ( C3 ), analisis ( C4 ), sintesis ( C5 ), evaluasi ( C6 ). Untuk menentukan menentukan masing-masing tingkatan kognitif tersebut, kita harus mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif siswa, yang tentunya berbeda antara  tingkat SD, SMP, SMTA dan bahkan untuk tingkatan perguruan tinggi. Dengan demikian pembobotan atau penekanan butir-butir tes untuk masing-masing tingkatan kognitif tersebut tidaklah dilakukan secara apriori, melainkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Hal itu sekali lagi menunjukan betapa perlunya tabel spesifikasi  dalam penyusunan tes karena itu memuat petunjuk besarnya presentase untuk masing-masing tingkatan kognitif.
a)      Tes Struktur Iingkat Ingatan
Tes struktur pada tingkat ingatan (C1) hanya menghendaki siswa untuk menyebutkan, mengenal, atau mengingat kembali informasi-informasi yang telah dipelajari, yang biasanya berupa fakta atau definisi. Bentuk tes dapat berupa pilihan ganda, benar-salah, isian ataupun jawaban singkat.
Contoh
-         Sebutkan definisi morfem
-         Sebutkan macam-macam morfem
-         Sebutkan ciri-ciri kata majemuk
-         Contoh bentuk pilihan ganda:
-         Unsur bahasa terkecil yang membedakan arti adalah?
A.     Fonem
B.     Morfem
C.     Semem
D.     Garfem
Kecenderungan kita untuk membuat soal yang hanya bersifat ingatan hendaknya dibatasi, karena menyebkan antara lain :
·        Hanya mengungkap kemampuan kognitif  yang sederhana
·        Sesuatu yang hanya diingat biasanya mudah dilupakan
·        Bersifat dangkal (belum tentu siswa dapat memahaminya)

b)      Tes Struktur Iingkat Pemahaman
Tes struktur pada tingkat pemahaman (C2) menuntut siswa untuk dapat menunjukan pemahamannya terhadap struktur tata bahasa yang bersangkutan.  Siswa dituntut untuk mampu membedakan dan memberi contoh terhadap  konsep atau struktur tertentu, menjelaskan adanya hubungan sederhana terhaap fakta atau konsep dan sebagainya.
Contoh:
-         Jelaskan perbedaan antara morfem bebas dan morfem terikat
Contoh tes bentuk objektif.
-         Setiap orang dituntut untuk .......... semua perbuatannya.
A.     Dipertanggungjawabkan
B.     Mempertanggungjawabkan
C.     Mempertanggungkan jawab
D.     Bertanggungjawab


c)      Tes Struktur Iingkat Aplikasi
Tes struktur pada tingkat aplikasi menuntut siswa untuk menerapkan, mendemonstrasikan, mengubah, menemukan atau mempergunakan informasi, konsep atau atauran tertentu dalam situasi yang baru.  Tes aplikatif menghendaki siswa untuk mempergunakan konsep atau aturan tertentu untuk memecahkan masalah mengenai sesuatu ataupun untuk dapat menjawab pertanyaan secara benar.
Contoh: 
-         Buatlah dua buah gabung bertingkat dengan klausa anak masing-masing menduduki fungsi objek dan perdikat
-         Temukan semua kata benda yang merupakan hasil proses nominalisasi pada wacana singkat di  bawah ini.
Pada butir pertama, menghendaki siswa untuk menerapkan atau mendemonstrasikan pengetahuannya tentang konsep kalimat gabung bertingkat. Untuk mengerjakan butir soal aplikatif  siswa harus telah menguasai tingkat memampuan di bwahnya yaitu pemahaman dan ingatan.

d)      Tes Struktur Iingkat Analisis
Tes struktur pada tingkatan analisis menuntut kemampuan siswa untuk mampu menganalisis, mengidentifikasi atau mencari hubungan struktrur tertentu  dengan mempergunakan konsep-konsep dasar  yang tertentu pula. Untuk menjawab secara benar soal tes struktur yang diberikan, terlebih dahulu siswa harus melakukan kegiatan analisis yang sudah merupakan aktifitas kognitif tingkat tinggi.
Contoh:
Terdakwa yang dituntut untuk memberikan barang bukti itu tidak memberikan reaksi.
Predikat dalam kalimat di asat adalah?
A.     Menunjukan
B.     Memberikan
C.     Dituntut menunjukan
D.     Tidak memberikan
Pada contoh di atas, walaupun mirip dengan tes pada tingkat pemahaman, namun soal tersebut menuntut  aktifitas kognitig lebih dari sekedar pemahaman. Untuk dapat  menentukan predikat secara benar, siswa haus mampu menganalisis kalimat  dengan mempergunakan konsep subjek, predikat secara tepat.




e)      Tes Struktur Iingkat Sintesis
Tes stuktur pada tingkat sintesis menurut siswa untuk menghubungkan, menyusun kembali komponen-komponen tertentu menjadi srtruktur baru yang kompleks, menjeneralisasi, meramalkan, menghasilkan pemikiran yang asli dan kreatif.
Contoh:
-         Pihak Pusat Bahasa terus menerus berkampanye agar kita mempergunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Akan tetapi, jika masih banyak tokoh atau pemimpin yang berpengaruh yang menggunakan bahasa indonesia dengan struktur kurang terpelihara, misalnya karena pengaruh struktur bahasa asing yang tidak sesuai, akan akan berhasil secara maksimalkah usaha Pusat Bahasa tersebut?
-         Generalisasikanlah kesalahan-kesalahan struktur yang terdapat di dalam wacana di atas.
-         “ kedua-mengharukan-itu-nampak-mahasiswa-telah-berpisah-sangat-yang-pertemuan-lama”.
Susunlah kata-kata yang disusun secara acak di atas menjadi tiga buah kalimat baru yang maknanya berbeda-beda.
            Butir tes pertama di atas menghendaki siswa untuk meramalkan suatu keadaan, yaitu pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidahnya. Keadaan itu merupakan sesuatu yang diharapkan, sebaliknya secara faktual sering terjadi tidak seperti yang diharapkan. Permasalahan itu cukup kompleks karena eksistensi bahasa  (yang direncanakan) sangat ditentukan oleh keberterimaannya di masyarakat.
            Butir kedua menuntut siswa untuk mengidentifikasi dan kemudian menganalisis kesalahan yang ada. Berdasarkan data-data itulah kemudian baru dapat digeneralisasikan kesalahan-kesalahan yang ditemui.
            Butir tes ke tiga menuntut siswa untuk menyusun kalimat yang gramatikal berdasarkan informasi yang disediakan.

2 komentar:

  1. Terimakasih atas informasinya. Semoga lebih bermanfaat lagi.Amin

    BalasHapus
  2. Bagus banget, boleh tau sumbernya ngga kak?

    BalasHapus