1. Ilmu perbandingan bahasa dan perbandingan bahasa nusantara
Ilmu perbandingan bahasa adalah ilmu yang mempelajari dan meneliti bahasa-bahasa di seluruh dunia untuk mencai kesamaan dan perbedaan dalam tiap bahasa tersebut yang kemudian dijadikan acuan sebagai penentu apakah bahasa tersebut masih ada kaitan dan hubungan kekeluargaan dalam satu rumpun bahasa atau tidak. Sedangkan perbandingan bahasa nusantara yaitu perbandingan bahasa keturunan bahasa austronesia yang terdapat di daerah Indonesia, Filipina, madagaskar dan lain-lain.
2. Perbedaan bahasa alami dengan bahasa buatan
Bahasa Alami Bahasa Buatan
1. Tidak diketahui persis kapan bahasa tersebut ada dan digunakan.
2. Tidak diketahui di mana pertamakali bahasa tersebut digunakan dan siapa penciptanya
3. Digunakan oleh masyarakat secara luas atau pun dalam wilayah sempit.
4. Selalu berkembang dan digunakan dari masa-kemasa.
5. Selalu digunakan dalam percakapan sehari-hari dalam kegiatan apapun; dengan kata lain memiliki pengguna tetap.
6. Jumlahnya sangat banyak, bahkan belum dapat dipastikan jumlahnya
1. Diketahui kapan bahasa tersebut ada dan digunakan.
2. Diketahui dengan pasti siapa penciptanya dan di mana bahasa tersebut pertamakali digunakan.
3. Biasanya hanya digunakan oleh kelompok/komunitas tertentu dan ada juga yang digunakan oleh masyarakat luas.
4. Tidak digunakan dalam percakapan sehari-hari dan hanya pada konteks pertuturan tertentu saja.
5. Jumlahnya tidak banyak dan kurang tersebar.
Contoh dari bahasa alami:
Bahasa-bahasa nusantara seperti bahasa sunda, jawa, padang yang banyak sekali penuturnya dan bahasa ini akan selalu digunakan jika latar belakang bahasa ibu antara penutur dan lawan tutur berasal dari bahasa yang sama. Misalnya ketika orang yang latar belakang bahasa ibunya bahasa sunda berbelanja ke pasar taradisional dan melakukan tawar menawar dengan pedagang mula-mula ketika belum tahu latar belakang bahasa ibu pedagang tersebut apa maka si pembeli menggunakan bahasa Indonesia, namun kemudian setelah tahu bahwa pedagang tersebut memiliki kultur budaya dan latar belakang bahasa ibu yang sama maka percakapan pu bealih ke bahasa sunda.
Contoh bahasa buatan:
Misalnya bahasa gaul yang diciptakan oleh Debi Sahertian. Bahasa ini berkembang pada kelompok atau kamunitas tertentu saja yang hanya digunakan pada situasi dan lawan tutur tertentu. Pengguna bahasa ini tidak banyak dan hanya digunakan oleh kaum muda dan bahkan kebanyakan penuturnya adalah kaum waria. Bahasa ini tidak digunakan oleh semua kalangan dan tidak turun-temurun.
3. Pengelompokan Bahasa
Pengelompokan bahasa dilakukan dengan cara mengelompokan atas dasar kemiripannya. Misalnya antara bahasa yang satu dengan yang lainnya memiliki banyak kemiripan, dan bahasa yang memiliki kemiripan tersebut dimasukan kedalam satu kelompok dan kelompok itu dipertentangkan dengan kelompok lain yang juga terdiri dari beberapa bahasa; begitu seterusnya.
Cara kita memandang bahasa-bahasa yang meiliki banyak kemiripian itu seperti cara kita memandang hal lain misalnya binatang. Binatang yang jumlahnya amat banyak ada yang memiliki kemiripan dan ada pula yang tidak. Misalnya ketika melihat Ayam, elang, angsa ketiganya memiliki kemiripan yaitu sama-sama berkaki dua, berparuh, dan sama-sama bertelur dan kemudian dikelompokan kedalam unggas. Begitupun bahasa. Sekelompok bahasa yang memiliki banyak kemiripan dengan bahasa lainnya dikelomokan kedalam satu rumpun bahasa.
4. Rumpun bahasa di dunia
1. Rumpun bahasa Indo-German
Terdiri dari beberapa rumpun kecil yaitu:
a. Bahasa-bahasa di India
b. Bahasa-bahasa di Iran
c. Bahasa-Bahasa Armenia
d. Bahasa-bahasa Albania
e. Bahasa-bahasa Blatik
f. Bahasa-bahasa Salvia
g. Bahasa-bahasa Tokhar
h. Bhasa Hethit
i. Bahasa-bahas Yunani
j. Bahasa-bahasa Italia
k. Bahasa-bahasa Kelt
2. Bahasa-bahasa German
3. Bahasa-bahasa Hamit
4. Bahasa-bahasa Semit
5. Bahasa-bahasa Ural altai
6. Bahasa-bahasa Jafet
7. Bahasa-bahasa Autris
8. Bahasa-bahasa lain di Asia dan Oceania
9. Bahasa-bahasa Afrika
10. Bahasa-bahasa Amerika
5. Menentukan Bahasa Austris
Rumpun bahasa austris adalah rumpun bahasa yang meliputi bahasa-bahasa yang dipergunakan oleh penduduk pribumi di wilayah yang dibatasi oleh kepulauan tauwan di sebelah utara, kepulauan madagaskar di sebelah barat, kepulauan selandia baru di sebelah selatan, kepulauan rapanui atau kepulauan paskah di sebelah timur; austris berarti selatan.
Untuk menyelidiki dan menentukan apakah suatu bahasa tersebut termasuk kedalam rumpun bahasa yang sama para ahli mula-mula menyelidiki bahasa yang memiliki kedekatan secara geografis dan bahasa tersebut kemudian diperbandingkan. Persamaan dan perbedaannya dan menentukan hukum bunyi yang berlaku pada tiap-tiap bahasa tersebut.
Dari persamaan yang didapat haruslah persamaan yang memang karena hubungan kekeluargaan atau berasal dari satu induk bahasa yang sama. Bahasa yang memiliki hubungan kekeluargaan dapat biasanya bahasa tersebut pernah berhubungan fisik secara fisik maksunya, penutur kedua bahasa itu berhubungan secara langsung atau berkomunikasi secar lisan. Jumlah unsur bahasa yang memilki kesamaan itu banyak, bukan hanya beberapa kata .
Untuk menentukan daerah asal bahasa austris yaitu dengan mengumpilkan kata-kata dalam bahasa tersebut, kemudian diperbandingkan. Kata kata yang dumpulkan tersebut meliputi nama tumbuh-tumbuhan, nama binatang, sejarah migrasi, nama bilangan, nama hubungan kekeluargaan, nama benda-benda alam.
Contoh
• Nama tumbuhan: nama tumbuhan yang banyak mengandung persamaan diantara bahasa-bahasa keturunan Austronesia di antaranya, padi, tebu, psang, bambu, kelapa
• Nama binatang: nama binatang yang banyak mengandung persamaan diantara bahasa-bahasa keturunan Austronesia di antaranya, udang, ikan pari, gurita, penyu.
• Sejarah migrasi: pada masa lalumigrasi selalu terjadi ke arah yang semakin jauh. Penduduk yang mulanya berbahasa sama kemudian membawa behasa tersebut kedaerah yang baru dan lama kelamaan bahasa tersebut mengalami perubahan seiring dengan perunahan lingkungan baru mereka
6. Bahasa Nusantara dan bahasa-bahasa Nusantara
Bahasa nusantara adalah cabang dari bahasa austronesia. Bahasa Nusantara adalah bahasa purba atau bahasa zaman dahulu yang sekarang sudah tidak ada lagi. Sedangkan bahasa-bahasa Nusantara adalah bahasa keturunan bari bahasa Nusantara. Contoh bahasa-bahasa Nusantara yaitu: bahasa Jawa, Sunda, Minangkabau, Batak, Bali, Bima dan masih banyak lagi.
7. Pembentukan kata dengan akar kata dan kata dasar
Pembentukan akar kata menjadi kata dasar
1. Dengan tambahan
- Pembentukan akar kata menjadi kata dasar dengan cara meletakan tambahan di awal. Contoh: akar kata jur mendapat tambahan mu-, la-, bu-, menjadi kata dasar mujur, lajur, bujur, kejur.dari akar kata lut, membentuk kata dasar belut, gelut, balut yang masing-masing mendapat tambahan be-, ge-, ba-.
- Pembentukan akar kata menjadi kata dasar dengan cara meletakan tambahan di akhir. Meletakan tambahan di akhir kurang umum dalam pembentukan kata dasar. Namun, pda beberapa kata terdapat penambahan semacam ini. Contoh: akar kata ket mendapat tambahan -an menjadi ketan dan akar kata dep mendapat tambahan –an menjadi depan.
- Pembentukan akar kata menjadi kata dasar dengan mendapatkan tambahan di tengah. Contoh: dalam bahsa jawa ada kata dasar telung (= bergantung) yang sebenarnya berasal dari kata dasar tung yang mendapat tambahan -el-.
2. Dengan ulangan
- Ulangan murni
Pembentukan kata dasar dari akar kata dengan cara diulang murni maksudnya adalah seluruh akar kata itu diulang. Misalnya: pipi, dada, gonggong, cincin.
- Ulangan berubah bunyi
Pembentukan kata dasar dari akar kata dengan cara ulang berubah bunyi dilakukan dengan tidak mengulang seluruh akar kata, ada bagian yang diganti dengan unsur yang lain.
Miasalnya cikcak berasala dari akar kata cak.
- Ulangan sebagian
Maksudnya adalah pengulangan itu dilakukan hanya terhadap sebagian dari akar kata. Contohnya : jujur, lulus, sisip
- Ulangan dengan tambahan
Maksudnya adalah tambahan disisipkan diantara akar kata yang diulang tersebut. Sisipan yang ditambahkan itu biasanya berupa vocal, dan vokal itu sama dengan yang terdapat dalam akar kata tersebut. Akar kata yang mendapat pengulangan semacam itu hanyalah akar kata yang terdiri dari tiga vonem dengan susunan KVK.
- Dengan penggabungan
Penggabungan di sini maksudnya ialah penggabungan dua akar kata menjadi satu kata dasar. Pembentukan kata dengan cara semacam ini tidak banyak tetapi ada pada bahasa-bahasa nusantara seperti dalam bahasa jawa yaitu kata rusak dan bahasa sunda ruksak.
3. Dengan penggabungan dengan formatif /e/
Sebenarnya pembentukan kata dasar dari akar kata dengan formatif /e/ itu termasuk kedalam golongan afiksasi atau penambahan suku-kata. Pada pembentukan kata dasar dengan cara ini, akar kata dibentuk menjadi kata dasar sekadar dengan menambahkan fonem /e/. misalnya pada kata elang, emas, esa dan masih banyak yang lainnya.
4. Akar kata itu sendiri
Kata dasar dapat juga dibentuk dari akar-kata itu sendiri, tanpa perubahan, penambahan, pengulangan, atau penggabungan dengan akar kata lainnya. Kata dasar yang etrbentuk dari akar kata itu sendiri pada umumnya berupa kata seru seperti ah, cih, hai kata tiruan bunyi atau onomatope, seperti bum, dor, yang semuanya dalam bahasa Indonesia.
Pembentukan kata turunan dari kata dasar
1) Dengan afiksasai
Pembentukan kata turunan dari kata dasar dengan afiksasi yaitu pembentukan dengan cara menambahkan afiks pada kata dasar baik dengan perfiks, sufik, infiksmaupun gabungan dari ketiganya contoh dari kata dasar tulis, menulis, tulisan, penulis dll.
2) Dengan reduplikasi
Pembentukan dengan cara ini ialah dengan mengulang kata dasar tersebut baik mengulang seluruh kata ataupun sebagian saja.contoh rumah-rumah, gerak-gerik, pepohonan.
3) Dengan penggabungan
Pembentukan kata turunan dari kata dasar dengan penggabungan maksudnya ialah penggabungan dua kata dasar. Contoh: rumah sakit, tanah, air, air mata, lalu lintas hancur lebur dan masih banyak lagi.
4) Kombinasi antara ketiganya
Pembentukan kata turunan dari kata dasar dengan kombinasi atau penggabungan maksudnya ialah pembentukan kata turunan dengan cara gabungan, yaitu gabungan antara afiksasi dengan reduplikasi, afiksasi dengan pengabungan atau antara reduplikasi dengan penggabungan. Misalnya melompat-lompat, membebastugaskan, surat-surat kabar.
8. Perbandingan bahasa Indonesia dengan bahasa Nusantara
Nama Bilangan Nama Tumbuh-tumbuhan Nama Binatang
Bahasa
Indonesia Bahasa
Nusantara Bahasa
Indonesia Bahasa
Nusantara Bahasa
Indonesia Bahasa
Nusantara
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Puluh
Dua belas
Tujuh belas
Dua puluh
Ratus
Ribu Sa
Dua
Telu
Pat
Lima
Nem
Pitu
Balu/walu
Siba/siwa
Puluh
Puluh dua
Puluh pitu
Dua puluh
Ratus
ribu Bambu
Beras
Buah
Daun
Jerami
Kelapa
Mentimun
Padi
Pisang
Tebu
Ubi
Buluh
Beras
Buah
Daun
Jerami
Niur
Timun
Padi
Puti
Tebu
Ubi
Anjing
Burung
Ekor
Ikan
Kerbau
Kuda
Kutu
Lalat
Udang
Ular
Ulat
Asu
Manuk
Ikur
Iba
Kerbau
Jaran
Kutu
Laled
Udang
Uler
Uled
Tubuh /organ manusia Kata sifat Kata kerja
Bahasa
Indonesia Bahasa
Nusantara Bahasa
Indonesia Bahasa
Nusantara Bahasa
Indonesia Bahasa
Nusantara
Badan
Darah
Gadis
Hati
Hidung
Kepala
Laki-laki
Lidah
Mata
Mulut
Orang
Perempuan
Tangan
Telinga Aba
Darah
Dara
Ati
Idung
Ulu
Ki
Lidah
Mata
Ka
Tu/to
Bi/ni
Lima
Telinga Berat
Dalam
Jarang
Jauh
Lain
Lambat
Putih
Rusak
Tipis
Tua
Berat
Dalem
Jarang
Jauh
Lain
Laun
Putih
Ruk/sak
Nipis
Tua Ambil
Bakar
Beli
Beri
Buka
Dengar
Hitung
Injak
Jual
Kasih
Makan
Mati
Minum
Pergi
Renag
Tidur Alap
Tunu
Beli
Beri
Buka
Denger
Bilang
Ijak
Jual
Asih
Kan
Mati
Inum
Laku
Langi
Tutur
Nama-nama Benda Hubungan kekeluargaan
Bahasa
Indonesia Bahasa
Nusantara Bahasa
Indonesia Bahasa
Nusantara
Air
Angin
Api
Batu
Besi
Binatang
Bulan
Danau
Langit
Laut
Negeri
Sungai Air
Angin
Apui
Batu
Besi
Binatang
Bulan
Danau
Langit
Laud
Banua
Binanga Adik
Anak
Ayah
Ibu
Kakak
Adi
Anak
Ama
Ina
Ka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar