Kekeliruan Penggunaan Pungutasi (tanda baca)
Abstrak
Penelitian ini berfokus pada kekeliruan dan kesalahan penempatan tanda baca khususnya dalam artikel di koran Radar Banten edisi Selasa 14 Juli 2009. Bahasa dalam pengertian sehari-hari adalah bahasa lisan, sedangkan bahasa tulis merupakan pencerminan kembali dari bahasa lisan itu dalam bentuk simbol-simbol tertulis. Penguasaan bahasa yang benar sesuai dengan kaidah yang ada merupakan kunci kelancaran dan kesempurnaan proses komunikasi. Dalam bahasa tertulis biasanya terdapat kesalahan-kesalahan penggunaan tanda baca yang kemudian mempersulit pembaca untuk dapat memahami isi dari tulisan tersebut. Kesalahan dan kekeliruan tersebut dapat disebabkan karena kurangnya informasi, pengetahuan, dan pengalaman pada diri penulis sebagai bekal untuk menulis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan dan kekeliruan penggunaan tanda baca yang sering dilakukan oleh penulis. Metode dalam penelitian ini aalah metode penelitian deskriptif. Kesimpulan menunjukkan bahwa dalam artikel di Koran Radar Banten masih ada kesalahan penempatan tanda baca meskipun tidak terlalu banyak. (kata kunci : menganalisis dan mendeskripsikan pelbagai pengertian tanda baca dan kesalahannya).
Pendahuluan
Penguasaan bahasa yang benar sesuai dengan kaidah yang ada merupakan kunci kelancaran dan kesempurnaan komunikasi seseorang tidak dapat menyampaikannya dan menerima pesan berupa perasaan, kemauan, pikiran, kemauan dan gagasan secara efektif apabila orang tersebut tidak menguasai bahasa sebagai sarananya. Bahasa tulis merupakan pencerminan kembali dari bahasa lisan dalam simbol-simbol tertulis. Kesalahan dan kekeliruan biasanya terdapat dalam bahasa tulis, ini disebabkan karena menulis merupakan keterampilan yang diperoleh malalui proses pembelajaran.
Tarigan dalam Hasani (2005:01) menyatakan bahwa, menulis adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa setelah menyimak dan berbicara yang dimiliki manusia melalui pembelajaran.
Hal senada di ungkapkan Hasani (2005:02) bahwa, menulis adalah proses mengutarakan pikiran, perasaan, pengindraan, khayalan, kemauan, keyakinan, dan pengalaman yang disusun dengan lambang-lambang grafik secara tertulis untuk tujuan komunikasi.
Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa hanya manusia yang mampu mengungkapkan ide, pikiran, gaagasan, keinginan, pengalaman dan sebagainya, kedalam bahasa tulis atau tulisan. Keterampilan menulis adalah keterampilan yang mekanistis, keterampilan ini tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif artinya metode yang digunakan untuk mengungkapkan atau menggambarkan kejadian yang terjadi pada masa sekarang. Dalam hal ini metode deskriptif digunakan untuk memaparkan penempatan tanda baca yang tepat juga kesalahan dan kekeliruan penggunaan tanda baca dalam artikel di Koran Radar Banten.
Hasil dan Pembahasan
Setelah diadakan analisa terhadap dua artikel yang berjudul Kekalahan Elite Struktural NU dan Menunggu Golkar Menjadi Oposisi diperoleh hasil sebagai berikut:
terdapat tiga kesalahan dalam artikel Kekalahan Elite Struktural NU yaitu, kesalahan tanda titik (.), kesalahan tanda hubung (-), dan kesalahan tanda Tanya (?), sedangkan pada artikel Menunggu Golkar Menjadi Oposisi tidak terdapat kesalahan tanda baca. Berikut ini adalah pembahasan mengenai kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam artikel Kekalahan Elite Struktural NU:
Kesalahan Tanda Titik
Dalam artikel yang berjudul Kekalahan Elite Struktural NU terdapat beberapa kesalahan yaitu dalam paragraf Ke-2, 3, dan 6, contohnya pada penggalan kalimat berikut:
”… ketua umum PBNU KH Hasyim Muzadi….
Dalam buku “ KOMPOSISI ” yang di tulis Keraf (1971:15), tentang penggunaan tanda titik pada butir kedua, di katakan bahwa tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, atau ungkapan yang sudah lazim.
Dengan memperhatikan pendapat tersebut maka tanda titik perlu digunakan di akhir singkatan gelar “ KH ” menjadi :
“…ketua umum PB NU KH. Hasyim Muzadi…
Kesalahan Tanda Hubung
Dalam artikel yang berjudul Kekalahan Elite Struktural NU terdapat satu kesalahan pemakian tanda hubung (-) dalam paragraf Ke-2 pada kalimat berikut :
“…mendebatkan wacana boleh tidaknya mereka terlibat dalam politik praktis-,”
Menurut Keraf (1971:25) tanda hubung dipakai untuk memperjelas hubungan antara bagian kata atau ungkapan; tanda hubung dipakai untuk menyambung bagian-bagian dari kata ulang; tanda hubung dipakai untuk merangkaikan: Se- dan Ke-.
Jadi penggunaan tanda hubung di akhir kalimat di atas seharusnya tidak perlu terjadi, karena tidak ada aturan dan keadaannya.
Kesalahan Tanda Tanya
Pada artikel yang berjudul Kekalahan Elite Struktural NU terdapat satu kesalahan penggunaan tanda tanya yaitu dalam paragraf 13 pada kalimat berikut:
“… apalagi jika tanpa khilah 26 ?”
Menurut keraf (1971:24) tanda tanya digunakan untuk pertanyaan langsung; untuk menyatakan keragu-raguan atau ketidak tentuan; dan kadang digunakan untuk menggantikan bentuk sarkastis. Sebenarnya pada kalimat di atas bukanlah suatu pertanyaan langsung, jika tanda tanya tersebut untuk menyatakan keragu-raguan maka tempatkanlah tanda kurung (?).
Simpulan
berdasarkan hasil analisis terhadap dua artikel di Koran Radar Banten, edisi Selasa 14 Juli 2009 artikel di dalamnya cukup bagus dan menarik, hanya saja masih terdapat kesalahan penggunaan dan penempatan tanda baca yaitu, pada artikel yang berjudul Kekalahan Elite Struktural NU, terdapat kesalahan tanda titik, tanda Tanya, dan tanda penghubung. Tetapi secara materi artikel tersebut sudah bagus dan relevan untuk dibaca. Karena keterbatasan waktu penulis memohon maaf apabila analisis yang dilakukan dalam artikel ini hanya pada dua artikel.
Pustaka Acuan
Keraf, Goris. 1971. KOMPOSISI. Flores : ARNOLDUS
Hasani, Aceng. 2005. Ihwal Menulis. Serang : UNTIRTA PRESS
Budi Santoso, Kusno. 1990. Problematika Bahasa Indonesia. Jakarta: RINEKA CIPTA
Firmansyah, Dodi. 2006. Jurnal litura Volume 1. Serang : Uuniversitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Tentang Penulis
Penulis adalah mahasiswa UNTIRTA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Prodi DIKSATRASIA dan aktif sebagai tim musikalisasi puisi SERENADA
punk thanks yah bwt info na...
BalasHapusSUKASSAH